Yah… inilah
petualanganku yang berikutnya, tempat wisata yang aku kunjungi ini bernama
Tumpak Sewu (Coban Sewu). Coba Sewu ?
Mungkin
beberapa dari kalian pernah mendengar nama tersebut dan atau bahkan belum
pernah mendengar tempat wisata tersebut. Tumpak sewu (Coban sewu) berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang (Perbatasan dengan Malang). Nah ini adalah
ceritaku saat menuju tempat indah tersebut…
Semua
dimulai dari beberapa teman yang mengajak pergi liburan dan salah satu temanku
mengusulkan untuk liburan ke tumpak sewu, tanpa basa-basi aku langsung
mengiyakan pendapat temanku tersebut. Untuk membuat suasana liburan menjadi
agak rame aku mengusulkan mengajak temanku satu desa untuk ikut denganku karena
alas an kalau anak tersebut pernah ke lokasi tersebut biar nanti tidak salah
jalan dan alas an kedua bahwa anak itu pengen banget pergi kesana lagi. Pada
saat beberapa hari lagi sebelum berangkat liburan muncullah berita buruk kalau
keluarga salah satu temanku tidak bisa ikut dikarenakan ada anggota keluarganya
yang sedang sakit, jadi singkat cerita aku akan pergi berdua saja dengan teman
sedesaku….
Dan hari
yang dinanti-nanti pun dating, semua sudah disiapkan (padahal aku menyiapkan 2
jam sebelum berangkat :D) kami pun berangkat dari rumah (Balongbendo, Sidoarjo)
setelah ashar. Kami berangkat lewat Mojosari menuju kota Malang. Sebelum kami
memulai perjalanan ada sedikit masalah tapi itu tak terlalu berarti. Kami pun
isi bensin dulu sebelum berangkat di pom Kemangsen. Perjalanan yang kami lewati
cukup menyenangkan, selain jalanan yang lancer (biasanya macet) kami juga
bercanda di sepanjang jalan agar tidak bosan dijalan. Kami pun sampai kota
malang kira2 sebelum magrib (maklum jalan santai), tujuan kami ke kota malang
adalah ke Alun-alun Malang selain untuk istirahat kami juga ingin menikmati
suasana alun-alun pada saat malam hari. Tidak banyak hal yang bisa kami lakukan
saat di alun-alun (selain main Pokemon Go). Saat pukul 19.30 kami pun
melanjutkan perjalanan dan berhenti sebentar ke Alfa untuk membeli perbekalan
ke tempat lokasi.
Kami menuju ke arah Dampit, dan disinilah petualangan baru saja dimulai. Kami berhenti untuk mengisi bensin lagi dan disini teman saya bertanya kepada salah satu penjual di Pom bensin tersebut arah Pronojiwo, kata oaring tersebut kita disuruh untuk mengikuti garis jalan saja dan kami pun disuruh untuk berhati-hati (mulai curuga jalan yang akan dilewati). Setelah itu kami pun melanjutkan perjalan, setelah beberapa waktu kami berjalan biasa-biasa saja tanpa masalah (jangan sampai melewatkan penunjuk arah bagi yang pertama kali pergi kesana) tapi setelah memasuki Tirtomoyo kami pun langsung paham apa yang sudah disampaikan oleh penjual yang ada di pom bensin tadi. Kalau bisa kalian bayangkan jalan yang kami lalui itu berkelak-kelok dan jalannya pun naik turun. Bayangkan saja kami berjalan ditempat seperti itu pada saat malam hari, suasana jalan yang sangat sepi (beberapa truk dan mobil saling berjejer), sendirian (cuma berdua) dan kondisi cuaca yang semakin dingin. Jika kalian pernah menuju ke gunung Bromo kalian pasti tau jalan sudah kalian lewati nah seperti itu kira-kira jalan yang kami lewati (jalan pegunungan dan minim cahaya kecuali sinar lampu motor). {Baca: Petualangan ke Gunung Bromo}
Kami menuju ke arah Dampit, dan disinilah petualangan baru saja dimulai. Kami berhenti untuk mengisi bensin lagi dan disini teman saya bertanya kepada salah satu penjual di Pom bensin tersebut arah Pronojiwo, kata oaring tersebut kita disuruh untuk mengikuti garis jalan saja dan kami pun disuruh untuk berhati-hati (mulai curuga jalan yang akan dilewati). Setelah itu kami pun melanjutkan perjalan, setelah beberapa waktu kami berjalan biasa-biasa saja tanpa masalah (jangan sampai melewatkan penunjuk arah bagi yang pertama kali pergi kesana) tapi setelah memasuki Tirtomoyo kami pun langsung paham apa yang sudah disampaikan oleh penjual yang ada di pom bensin tadi. Kalau bisa kalian bayangkan jalan yang kami lalui itu berkelak-kelok dan jalannya pun naik turun. Bayangkan saja kami berjalan ditempat seperti itu pada saat malam hari, suasana jalan yang sangat sepi (beberapa truk dan mobil saling berjejer), sendirian (cuma berdua) dan kondisi cuaca yang semakin dingin. Jika kalian pernah menuju ke gunung Bromo kalian pasti tau jalan sudah kalian lewati nah seperti itu kira-kira jalan yang kami lewati (jalan pegunungan dan minim cahaya kecuali sinar lampu motor). {Baca: Petualangan ke Gunung Bromo}
Setelah
waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 kami pun sampai dilokasi dan menurut
temanku kami bisa menginap di musolla dekan jalan masuk ke Goa tetes, tapi saat
kami sampai sudah terlalu malam jadi rumah orang yang kami tuju untuk meminta
ijin sudah tutup. Karena merasa tidak enak kalau membangunkan tuan rumah kami
pun memutuskan untuk kembali ke warung pinggir jalan untuk menghangatkan tubuh
dan meminta ijin untuk menginap di tempat tersebut.
Kami pun diperbolehkan menginap di tempat tersebut (baik banget orang-orang disini) kami pun disuruh untuk tidur dikamar. Stelah waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 kami pun memutuskan untuk beristirahat. Kami pun bangun pukul 05.30 untuk mandi dulu dan memepersiapkan apa saja yang akan kami bawa dan tidak perlu kami bawa ke lokasi air tejun.
Sebelum ke lokasi kami kembali ke tempat yang akan kami tuju malam kemarin dengan tujuan untuk menitipkan motor dan benda yang tidak perlu di bawa untuk pergi ke air terjun. Perjalanan menggunakan kaki pun dimulai, mulai dari tempat menitipkan motor kami berjalan kaki menuju ke loket masuk menuju gua tetes (kami memilih menggunakan jalur melewati goa tetes selain banyak pemandangan indah yang akan kami lihat kami juga menginginkan suatu pengalaman seru dengan cara yang berbeda).
Biaya masuk ke goa tetes adalah Rp 5.000 (padahal kami datang sebelum panjaga loketnya datang, tapi kami ingin masuk lokasi wisata dengan cara yang sudah seharusnya :D)
setelah masuk kami pun mulai perjalan dengan jalan yang agak menurun. Saat pertama masuk kita akan disuguhi oleh perkebunan salak dan berbagai macam sayuran milik masyarakat sekitar. Setelah beberapa ratus meter kami pun mulai melewati jalan yang menurun, banyak sekali anak tangga yang harus kami lewati.
Tetapi semua itu tidak terasa karena pemandangan indah yang disuguhkan disekitar kita sehingga perjalanan itu pun terasa seru. Tapi sayangnya banyak pengunjung yang tidak bertanggung jawab dengan cara mencorat coret di tempat yang seharusnya dijaga, hal ini dapat menyebabkan merusak pemandangan yang ada.
Setelah beberapa saat kami pun mulai mendengar suara air tejun dari goa tetes. Kami pun melihat goa tetes dari jauh, dari jauh aja sudah kelihatan sangat indah apalagi kalau didekati…
Kami pun diperbolehkan menginap di tempat tersebut (baik banget orang-orang disini) kami pun disuruh untuk tidur dikamar. Stelah waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 kami pun memutuskan untuk beristirahat. Kami pun bangun pukul 05.30 untuk mandi dulu dan memepersiapkan apa saja yang akan kami bawa dan tidak perlu kami bawa ke lokasi air tejun.
Sebelum ke lokasi kami kembali ke tempat yang akan kami tuju malam kemarin dengan tujuan untuk menitipkan motor dan benda yang tidak perlu di bawa untuk pergi ke air terjun. Perjalanan menggunakan kaki pun dimulai, mulai dari tempat menitipkan motor kami berjalan kaki menuju ke loket masuk menuju gua tetes (kami memilih menggunakan jalur melewati goa tetes selain banyak pemandangan indah yang akan kami lihat kami juga menginginkan suatu pengalaman seru dengan cara yang berbeda).
Biaya masuk ke goa tetes adalah Rp 5.000 (padahal kami datang sebelum panjaga loketnya datang, tapi kami ingin masuk lokasi wisata dengan cara yang sudah seharusnya :D)
setelah masuk kami pun mulai perjalan dengan jalan yang agak menurun. Saat pertama masuk kita akan disuguhi oleh perkebunan salak dan berbagai macam sayuran milik masyarakat sekitar. Setelah beberapa ratus meter kami pun mulai melewati jalan yang menurun, banyak sekali anak tangga yang harus kami lewati.
Tetapi semua itu tidak terasa karena pemandangan indah yang disuguhkan disekitar kita sehingga perjalanan itu pun terasa seru. Tapi sayangnya banyak pengunjung yang tidak bertanggung jawab dengan cara mencorat coret di tempat yang seharusnya dijaga, hal ini dapat menyebabkan merusak pemandangan yang ada.
Setelah beberapa saat kami pun mulai mendengar suara air tejun dari goa tetes. Kami pun melihat goa tetes dari jauh, dari jauh aja sudah kelihatan sangat indah apalagi kalau didekati…
Setelah itu
kami pun sampai di goa tetes, wuih bagus banget tempat itu. Kami merayapi
tempat itu, kami menaiki air terjun yang berbentuk seperti undakan atau
tangga-tangga alami ditambah melawan arus dari atas air tterjun. Dinamakan Goa
Tetes karena pada air terjun tersebut ada sebuah goa yang berada dibagian atas
air terjun). Kami pun berpendapat untuk mengabadikan dulu ditempat tersebut.
Hampir 30 menit kami bermain main di Goa tetes setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan. Kami pun turun ke sungai, jangan pikir jalan ke sungai dapat dilalui dengan gampang, aku saja sudah dua kali terpeleset di tempat ini wkwkw.
Jalan menuju sungai sedikit ekstrem karena harus melewati arus air terjun dan juga kemiringan yang sangat terjal ditambah lagi licin terkena air, tapi jangan kawatir karena ada pegangan seutas tali yang sudah disiapkan. Setelah sampai dibawah kami pun melanjutkan menyusuri sungai, sungai disini lumayan deras arusnya jadi kalau berada disini berhati-hati kalau jalan jangan sampai salah memilih pijakan.
Disetiap sisi sungai terdapat banyak sekali air terjun dan pemandangan hutan yang masih asri. Setelah menyusuri sungai yang sangat ekstrem tidak lama kemudian kami pun sampai di tempat tujuan (akhirnyaaa…). Kami menaiki batu yang agak tinggi dan dibalik tebing kami pun melihat pemandangan yang sangat luar biasa… (Wooow….!!!)
Hampir 30 menit kami bermain main di Goa tetes setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan. Kami pun turun ke sungai, jangan pikir jalan ke sungai dapat dilalui dengan gampang, aku saja sudah dua kali terpeleset di tempat ini wkwkw.
Jalan menuju sungai sedikit ekstrem karena harus melewati arus air terjun dan juga kemiringan yang sangat terjal ditambah lagi licin terkena air, tapi jangan kawatir karena ada pegangan seutas tali yang sudah disiapkan. Setelah sampai dibawah kami pun melanjutkan menyusuri sungai, sungai disini lumayan deras arusnya jadi kalau berada disini berhati-hati kalau jalan jangan sampai salah memilih pijakan.
Disetiap sisi sungai terdapat banyak sekali air terjun dan pemandangan hutan yang masih asri. Setelah menyusuri sungai yang sangat ekstrem tidak lama kemudian kami pun sampai di tempat tujuan (akhirnyaaa…). Kami menaiki batu yang agak tinggi dan dibalik tebing kami pun melihat pemandangan yang sangat luar biasa… (Wooow….!!!)
Julukan sebagai Niagara mini memang pantas diberikan ke air terjun tumpak
sewu ini. Pengorbanan perjalanan yang menyulitkan dan melelahkan terbayar lunas
setelah sampai disini. Air mengalir disepanjang
tebing yang sangat tinggi, airnya pun sampai terasa hingga sangat jauh jadi
jangan berharap tidak mau basah kalau pergi ke tempat ini. Coban Sewu berbeda dengan wisata air terjun lainnya, karena tergolong
wisata yang ekstrim yang identik dengan petualangan. Kita harus menyusuri
sungai, naik turun di tebing yang licin penuh lumut. Harus ekstra hati-hati
untuk melewatinya, oleh karena itu wisata ini juga bisa dibilang wisata yang
ekstrim. Tidak mau membuang waktu kami
pun mencari spot untuk mengabadikan momen yang sangat bersejarah ini wkwkw…
tempat ini memang cocok sekali bagi yang hobi dengan fotografi dan berpetualang
sekaligus.
Tidak bosan-bosan kami berada disini, bayangkan saja kami datang terlalu
pagi sehingga Cuma ada kami berdua ditempat ini (seperti air terjun pribadi). Tapi
ada yang membikin kecewa karena pada setiap tempat saat perjalanan banyak
sekali sampah yang berserakan, buat kalian yang ingin kesana mohon kesadarannya
agar tidak membuang sampah sembarangan ditempat yang seindah itu, dan apabila
ingin kesana siapkanlah kantong2 kresek untuk mengambil sampah disetiap
perjalanan dan membawanya keluar dari situ.
Setelah sudah puas (aslinya belum puas) kami pun memutuskan kembali, pada saat kembali mulai banyak yang dating (untung kami datang duluan :D) kami pun melewati jalan yang ekstrem tersebut… setelah sampai ditempat loket lagi kami meneruskan ke tempat kita menitipkan sepeda, setelah selesai kami pun meminta ijin untuk pulang pada pemilik rumah,, kami pun melewati tempat yang sangat gelap sekali pada waktu malam tetapi saat matahari muncul terlihatlah pemandangan yang sangat indah. Kami pun pulang dengan bahagia karena sudah mewujudkan keinginan kecil kami (meskipun sedikit kesasar dan kehujanan)
Setelah sudah puas (aslinya belum puas) kami pun memutuskan kembali, pada saat kembali mulai banyak yang dating (untung kami datang duluan :D) kami pun melewati jalan yang ekstrem tersebut… setelah sampai ditempat loket lagi kami meneruskan ke tempat kita menitipkan sepeda, setelah selesai kami pun meminta ijin untuk pulang pada pemilik rumah,, kami pun melewati tempat yang sangat gelap sekali pada waktu malam tetapi saat matahari muncul terlihatlah pemandangan yang sangat indah. Kami pun pulang dengan bahagia karena sudah mewujudkan keinginan kecil kami (meskipun sedikit kesasar dan kehujanan)
Nah itulah pengalamanku saat menuju Tumpak Sewu melewati jalur Goa Tetes
(katanya lebih aman dari jalan masuk lainnya). Untuk saat ini,
sekian dulu cerita perjalanan saya. Kalo ada kesempatan, saya share lagi cerita
perjalanan saya yang lain.
Sebenarnya
masih banyak foto yang bagus-bagus tapi ini saja yang menurut saya cocok untuk
dimasukkan :)
0 komentar: